Menulis
artikel sebenarnya rada-rada gimana, wong yang nulis belum punya anak alias
masih single. Tapi meski belum ada pengalaman setidaknya ini secara teori yang
saya baca di buku. Meski hanya sekedar teori semoga bermanfaat khususnya untuk
saya pribadi atau orang lain pada umumnya. Semoga saja begitu (ami..in). Inilah
lima langkah membentuk pribadi anak yang berkarakter
a.
Menjaga
ucapan
Ada sebuah pepatah yang mengatakan bahwa
setajam-tajam pisau tapih lebih mematikan dari kata-kata kasar. Pisau mungkin
melukai fisik tapi berbeda dengan kata-kata yang bisa menghujam sampai ke ulu
hati. Kata-kata seperti “Kamu bodoh” “Kamu tidak berguna” “Kamu tidak tahu
diuntung” saat meluapkan sebuah kemarahan kepada sang anak, tentu itu prilaku
yang kurang baik. Malah menimbulkan dua kecendrungan karakter yaitu anak yang
tidak percaya diri atau anak yang tidak bisa diatur. Maka berhati-hati dengan
kata-kata karena dia merasuk kedalam jiwa, tak Nampak oleh mata tapi bagai virus
mengerogoti tubuh.
b.
Hindari
penghakiman
Bila sang anak melakukan kesalahan
jangan buru-buru menyerang dan melontarkan penghakiman, itu malah akan
menjadikan dia anak yang menutup diri dan lebih memilih berbohong daripada
jujur mengakui kesalahan. Karena bila dia
jujur maka akan kena marah dan dicaci
maki, itulah yang tumbuh dalam benaknya. Sebaiknya bila sang anak melakukan
kesalahan, padang matanya serta minta dia menceritakan. Dengan nada yang lembut
beri sebuah nasehat dan pejelasan atas kesalahan yang ia lakukan serta efek bahayanya.
Buat dia berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
c.
Menerima
anak apa adanya
Setiap anak yang terlahir adalah sebuah
anugerah terindah dari tuhan sebaiknya kita jaga dan rawat sebaik mungkin.
Terima dengan ikhlas apapun kondisinya. Meski dia tak memiliki wajah cantik,
ganteng, cerdas, hitam dan kekurangan lainnya. Dibalik kekurangan yang dia
miliki ada sebuah kelebihan yang disiapkan tuhan. Andai mau menggali sisi lain
dari dirinya dengan cara penerimaan, maka sisi kelebihan itu akan muncul. Boleh
jadi dia yang tidak cerdas secara akademik, cerdas secara prilaku dan memiliki
bakat lain.
d.
Membanding-bandingkan
“Lihat si “A” dapat nilai seratus, kamu
selalu dapat nilai enam. Kamu harus rajin belajar tiru Si “A” “. Niatnya untuk
membangkitkan motivasi anak tapi itu sama sekali salah. Bukan motivasi yang
bangkit malah semangat semakin down, dan menjadikan dirinya tidak percaya diri,
tumbuh dalam bayang-bayang orang lain. Kita tak bisa menuntut si A menjadi Si
B. Bila dia tidak memiliki kemampuan
sama seperti Si A. Sebaiknya dilakukan dorong dirinya untuk maju dengan
mengatakan bahwa memang si A pintar dalam bidang akademik tapi kamu cerdas
dalam bidang olahraga. Kamu harus tekun untuk belajar,
e.
Memberikan
pemahaman tentang kegagalan
Jangan hanya keberhasilan yang terus
kita perdayakan tapi penerimaan dari sebuah kegagalan dengan hati yang lapang
dan tenang, harus terus dibentuk. Biar sang anak tumbuh menjadi anak yang tahan bating dan membiasakan melewati proses
dengan baik.
Inilah
lima langkah membentuk anak yang berkarakter,
sebenarnya ini hanya sebagian kecil masih banyak hal lain yang harus
diperhatikan. Semoga artikel ini ber n]smanfaat buat semuanya, termasuk saya
pribadi.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan