Bekerja di rumah sakit memiliki warna-warni
tersendiri. Beban kerja tergolong
tingkat berat dengan segala resiko yang mengikuti. Dari tertular penyakit,
harus memiliki mental kuat dan fisik yang selalu prima. Doa terbesar saat jaga
malam bagi tenaga medis bukan mendapatkan segepok uang, makanan lezat. Doa sangat
sederhana semoga pasien dalam kondisi stabil.
Bila pasien dalam kondisi stabil bisa mengurangi sedikit beban kerja yang menggunung. Saat pasien dalam
kondisi tidak stabil, siap-siap tak bisa memejamkan mata dalam sekejap.
Bolak-balik memantau kondisi pasien mengukur tekan darah, pernapasan, sampai
tanda-tanda penurunan kesadaran. Kondisi pasien stabil menjadi bonus terbesar
bagi kami, karena ada waktu untuk mengistirahatkan mata barang sejenak. Meski
tidurnya tidak sempurna disertai was-was kalau pasien baru datang dari IGD atau
keluarga pasien yang tiba-tiba memangil untuk mengganti infus.
Sebelum adzhan berkumadang mata sudah
harus terjaga. Serangkaian pekerjaan telah menunggu. Dari menyiapkan peralatan,
melakukan pengkajian, mengukur tekanan darah, memantau perkembangan serta
menanyakan berbagai keluhan. Ditambah melakukan tindakan ganti balutan,
mengambil darah untuk pemeriksaan laboratrium, persiapan operasi, menghitung
balance cairan bagi yang menderita penyakit jantung dan ginjal dan tindakan
lain. Belum lagi menyiapkan obat pasien. Sebuah kegiatan itu harus didokumentasikan
dalam bentuk tulisan berlembar-lembar di list pasien. Serta di buku laporan
perawat sebagai bahan peralihan tugas. Semua dilakukan manual. Terkadang rasio
pasien dirawat dengan perawat jaga tak sebanding.
Saat melihat video seorang gubenur
melakukan sidak. Itu memang sudah kewajiban seorang pemimpin kepada bawahannya.
Sebagai sarana evaluasi dan perbaikan sistem. Tapi niat baik tidak disampaikan
dengan cara baik maka hasilnya tidaklah baik. Dengan beredar video itu dengan
segala pro dan kontranya. Bisa menjadi sarana intropeksi baik bagi kami sebagai
tenaga kesehatan maupun pemimpin se tempat.
Kalau saya menonton video itu, jujur saya katakana hati terasa teriris.
Tak hendak menyalahkan sikap pak gubenur
tapi cara menegur itu yang menurut saya kurang berkenan dihati. Tidak hanya
saya, tapi ratusan ribu tenaga medis merasakan hal yang sama. Meski sebagian
menyuarakan itu hanya dibalik meja kerja. Sayup-sayup tak terdengar keluar.
Jujur saya tak tahu sistem keja di
rumah sakit Jambi. Bagaimana
kesejahteraan pegawainya. Tapi kalau rumah sakit tempat saya bekerja. Pemerintah
menaruh sedikit perhatian kepada kami tenaga medis. Walaupun bisa dibilang masih jauh dari kata
sejahtera. Tapi lebih baik bila dibandingkan dengan berapa rumah sakit, tempat teman sejawat saya bekerja. Tapi
saya tidak tahu kalau di Jambi karena saya tidak memiliki teman yang bekerja
disana. Jadi saya tak bisa bicara banyak tentang kesejahteraan tenaga medisnya.
Semoga lebih baik dari tempat saya bekerja.
Saya bisa mengatakan pemerintah
memberikan perhatian di tempat saya bekerja. Saat bulan puasa, seluruh pegawai yang kebetulan jaga pas
dinas sore dan malam mendapatkan jatah berbuka puasa berupa nasi kotak dan
taqjil. Selama sebulan full. Empat tahun saya bekerja disini saya mendapatkan
itu. Menurut teman-teman yang sudah lama bekerja disini, itu sudah lama. Saya
mengagap itu bentuk perhatiaan pemerintah. Tidak semua rumah sakit, terutama rumah
sakit pemerintah mendapatkan perlakuan istimewa. Mendapatkan menu berbuka dan sahur. Jadi tenaga
medis yang bekerja bisa tetap terfokus pada pekerjaan tanpa memikirkan sahur
nanti harus mencari makan dimana. Buka nanti harus keluar. Teringat cerita teman yang harus meminum cairan infus untuk membantalkan puasa. Kondisi tidak memungkinkan karena lagi menjalani operasi. Para medis dan dokternya terpaksa meminum cairan infus itu karena adzhan telah berkumadang.
Selain kita menuntut hak mereka untuk memberikan pelayanan terbaik. Pemerintah juga harus memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan tenaga medis. Bila ada salah satu yang berlebihan makan terjadi kepincangan.
Selain kita menuntut hak mereka untuk memberikan pelayanan terbaik. Pemerintah juga harus memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan tenaga medis. Bila ada salah satu yang berlebihan makan terjadi kepincangan.
Tulisan
ini tak hendak menyudutkan siapapun. Hanya sekedar becerita. Dengan viralnya video seorang gubenur yang
melakukan sidak di rumah sakit. Bisa menjadi wadah intropeksi baik bagi kami tenaga
medis maupun para pemimpin. Doa terbesar bagi saya dan teman-teman sejawat
semoga pemerintah menaruh sedikit perhatian kepada kami.
Penulis
Meca Eftiana
Perawat RSUD Menggala Lampung
Tiada ulasan:
Catat Ulasan