Sabtu, 28 Januari 2017

Doa Terbesar Tenaga Medis saat Jaga Malam



 Bekerja di rumah sakit memiliki warna-warni tersendiri.  Beban kerja tergolong tingkat berat dengan segala resiko yang mengikuti. Dari tertular penyakit, harus memiliki mental kuat dan fisik yang selalu prima. Doa terbesar saat jaga malam bagi tenaga medis bukan mendapatkan segepok uang, makanan lezat. Doa sangat sederhana semoga pasien dalam kondisi stabil.  Bila pasien dalam kondisi stabil bisa mengurangi sedikit beban kerja yang menggunung.  Saat pasien dalam kondisi tidak stabil, siap-siap tak bisa memejamkan mata dalam sekejap. Bolak-balik memantau kondisi pasien mengukur tekan darah, pernapasan, sampai tanda-tanda penurunan kesadaran. Kondisi pasien stabil menjadi bonus terbesar bagi kami, karena ada waktu untuk mengistirahatkan mata barang sejenak. Meski tidurnya tidak sempurna disertai was-was kalau pasien baru datang dari IGD atau keluarga pasien yang tiba-tiba memangil untuk mengganti infus. 
            Sebelum adzhan berkumadang mata sudah harus terjaga. Serangkaian pekerjaan telah menunggu. Dari menyiapkan peralatan, melakukan pengkajian, mengukur tekanan darah, memantau perkembangan serta menanyakan berbagai keluhan. Ditambah melakukan tindakan ganti balutan, mengambil darah untuk pemeriksaan laboratrium, persiapan operasi, menghitung balance cairan bagi yang menderita penyakit jantung dan ginjal dan tindakan lain. Belum lagi menyiapkan obat pasien. Sebuah kegiatan itu harus didokumentasikan dalam bentuk tulisan berlembar-lembar di list pasien. Serta di buku laporan perawat sebagai bahan peralihan tugas. Semua dilakukan manual. Terkadang rasio pasien dirawat dengan perawat jaga tak sebanding.
            Saat melihat video seorang gubenur melakukan sidak. Itu memang sudah kewajiban seorang pemimpin kepada bawahannya. Sebagai sarana evaluasi dan perbaikan sistem. Tapi niat baik tidak disampaikan dengan cara baik maka hasilnya tidaklah baik. Dengan beredar video itu dengan segala pro dan kontranya. Bisa menjadi sarana intropeksi baik bagi kami sebagai tenaga kesehatan maupun pemimpin se tempat.  Kalau saya menonton video itu, jujur saya katakana hati terasa teriris. Tak hendak menyalahkan sikap pak gubenur  tapi cara menegur itu yang menurut saya kurang berkenan dihati. Tidak hanya saya, tapi ratusan ribu tenaga medis merasakan hal yang sama. Meski sebagian menyuarakan itu hanya dibalik meja kerja. Sayup-sayup tak terdengar keluar.
            Jujur saya tak tahu sistem keja di rumah sakit Jambi.  Bagaimana kesejahteraan pegawainya. Tapi kalau rumah sakit tempat saya bekerja. Pemerintah menaruh sedikit perhatian kepada kami tenaga medis.  Walaupun bisa dibilang masih jauh dari kata sejahtera. Tapi lebih baik bila dibandingkan dengan berapa rumah sakit,  tempat teman sejawat saya bekerja.  Tapi saya tidak tahu kalau di Jambi karena saya tidak memiliki teman yang bekerja disana. Jadi saya tak bisa bicara banyak tentang kesejahteraan tenaga medisnya. Semoga lebih baik dari tempat saya bekerja.
            Saya bisa mengatakan pemerintah memberikan perhatian di tempat saya bekerja. Saat bulan puasa, seluruh pegawai yang kebetulan jaga pas dinas sore dan malam mendapatkan jatah berbuka puasa berupa nasi kotak dan taqjil. Selama sebulan full. Empat tahun saya bekerja disini saya mendapatkan itu. Menurut teman-teman yang sudah lama bekerja disini, itu sudah lama. Saya mengagap itu bentuk perhatiaan pemerintah. Tidak semua rumah sakit, terutama rumah sakit pemerintah mendapatkan perlakuan istimewa.  Mendapatkan menu berbuka dan sahur. Jadi tenaga medis yang bekerja bisa tetap terfokus pada pekerjaan tanpa memikirkan sahur nanti harus mencari makan dimana. Buka nanti harus keluar. Teringat cerita teman yang harus meminum cairan infus untuk membantalkan puasa. Kondisi tidak memungkinkan karena lagi menjalani operasi. Para medis dan dokternya terpaksa meminum cairan infus itu karena adzhan telah berkumadang.

        Selain kita menuntut hak  mereka untuk memberikan pelayanan terbaik. Pemerintah juga harus memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan tenaga medis. Bila ada salah satu yang berlebihan makan terjadi kepincangan.
Tulisan ini tak hendak menyudutkan siapapun. Hanya sekedar becerita.  Dengan viralnya video seorang gubenur yang melakukan sidak di rumah sakit. Bisa menjadi wadah intropeksi baik bagi kami tenaga medis maupun para pemimpin. Doa terbesar bagi saya dan teman-teman sejawat semoga pemerintah menaruh sedikit perhatian kepada kami.  

Penulis
Meca Eftiana
Perawat RSUD Menggala Lampung

Tiada ulasan: