Memiliki
anak yang memiliki daya ingat baik tentu menjadi idaman setiap orangtua. Apa
yang disuruh dikerjakan dengan baik atau dengan bahasa sederhana cepat
nyambung. Ibaratkan lampu dan kabel, saat dicolokkan langsung menyala.
Sebenarnya orangtua memiliki peranan yang besar dalam membentuk anak berdaya ingat tinggi. Tapi sebagian orangtua
tidak mengetahui hal tersebut. Malahan ada yang beragapan bahwa daya ingat itu
sudah bawahan dari lahir. Padahal dari janin sampai tumbuh menjadi anak-anak,
orangtua bisa merangsang untuk meningkatkannya. Inilah lima kebiasaan yang
meningkatkan daya ingat anak yang bisa dilakukan orangtua yaitu
a.
Rutin
Membacakan Dogeng
Membacakan dogeng sebelum tidur atau
pada saat sore hari saat menemani anak bermain di depan rumah secara rutin,
mampu meningkatkan daya ingat anak. Saat anak mendengarkan dogeng yang kita baca,
ada berapa indera yang sedang bekerja. Ada indera pendengaran, anak akan
menyimak apa yang diceritakan orangtuanya. Lalu indra pengelihatan, saat anak
melihat gambar-gambar yang terdapat dalam buku tersebut. Otak anak akan bekerja
untuk memvisualisaikan apa yang dia lihat dan dengar. Bila membaca dogeng ini rutin
dilakukan secara tidak langsung sedang melatih anak untuk menyimak. Tak ada
salahnya bila sekali-kali orangtua meminta anak untuk memperagakan cerita atau
meniru tokoh dalam dogeng tersebut.
b.
Bermain Sambil Belajar
Masa anak-anak adalah masa bermain,
mengekspolarsi segala sesuatu. Orangtua sebisanya menempatkan posisi bukan
sebagai orangtua yang mengurui dan menekan anak harus bisa. Bermain sambil
belajar bisa membuat anak merasa nyaman.
Orangtua bisa memperkenalkan huruf, angka pada anak sedini mungkin. Dengan memasukan
kedalam permainan misalnya mengajak anak bernyanyi dan bertepuk tangan sambil
mendendangkan huruf atau angka. Atau memberikan main yang memiliki edukasi pada
anak.
c.
Mengulang-Ulang
Sesuatu
Untuk merangsang daya ingat anak,
sebaiknya rutinitas yang sedang diajarkan kepada anak harus diulang-ulang. Mengulang informasi yang dia peroleh dengan
cara melontarkan pertanyaan yang bisa memacing anak untuk mengingat kembali
misal kemarin anak menghapal huruf, ketika ketemu huruf pada brosur atau
bungkus plastik makanan, orangtua bisa melontarkan sebuah pertanyaan. Beri
pujian apabila dia berhasil menjawab yang ditanyakan.
d.
Memperkenalkan
Lingkungan
Bila mengajak anak berjalan-jalan atau
sedang mengantarnya kesekolah. Sepanjang perjalanan orangtua bisa menceritakan
tentang hal-hal yang dia lihat. Tak ada salah sekali-sekali mengajak anak
belanja kepasar, bila memungkinkan orangtua bisa menjelaskan jenis buah, ikan dan bermacam sayuran. Sekali mendayung
dua pulau terlampaui. Anak-anak akan terlatih untuk mengamati dan mengingat apa
yang dilihat.
e.
Menghindari
Kata-Kata Negatif
Membentak atau melontarkan kata-kata
negatif yang bernada emosi akan mematikan sel dalam otak, meski anak memang
melakukan kesalahan. Anak yang sering mendapatkan kata-kata negatif dalam
hidupnya cenderung kehilangan kepercayaan diri dan susah untuk berkonsentrasi.
Bila d beranjak remaja dan dewasa akan sering melakukan prilaku menyimpang. Orangtua harus memahami bahwa anak
bukan orang dewasa yang mengerti segala situasi. Merangkulnya dan memberikan
pemahaman atas kesalahan yang dia lakukan secara lembut, akan mengingatkan
dirinya bahwa itu salah dan tidak boleh dilakukan. Tapi bila kata-kata kasar yang terlontar disertai
penghakiman maka anak akan mengulangi kesalahan sama dengan porsi lebih besar.