Isnin, 28 November 2016

LIMA KEBIASAAN YANG MENINGKATKAN DAYA INGAT ANAK



Memiliki anak yang memiliki daya ingat baik tentu menjadi idaman setiap orangtua. Apa yang disuruh dikerjakan dengan baik atau dengan bahasa sederhana cepat nyambung. Ibaratkan lampu dan kabel, saat dicolokkan langsung menyala. Sebenarnya orangtua memiliki peranan yang besar dalam membentuk anak  berdaya ingat tinggi. Tapi sebagian orangtua tidak mengetahui hal tersebut. Malahan ada yang beragapan bahwa daya ingat itu sudah bawahan dari lahir. Padahal dari janin sampai tumbuh menjadi anak-anak, orangtua bisa merangsang untuk meningkatkannya. Inilah lima kebiasaan yang meningkatkan daya ingat anak yang bisa dilakukan orangtua yaitu
a.      Rutin Membacakan Dogeng
Membacakan dogeng sebelum tidur atau pada saat sore hari saat menemani anak bermain di depan rumah secara rutin, mampu meningkatkan daya ingat anak. Saat anak mendengarkan dogeng yang kita baca, ada berapa indera yang sedang bekerja. Ada indera pendengaran, anak akan menyimak apa yang diceritakan orangtuanya. Lalu indra pengelihatan, saat anak melihat gambar-gambar yang terdapat dalam buku tersebut. Otak anak akan bekerja untuk memvisualisaikan apa yang dia lihat dan dengar. Bila membaca dogeng ini rutin dilakukan secara tidak langsung sedang melatih anak untuk menyimak. Tak ada salahnya bila sekali-kali orangtua meminta anak untuk memperagakan cerita atau meniru tokoh dalam dogeng tersebut.
b.      Bermain  Sambil Belajar
Masa anak-anak adalah masa bermain, mengekspolarsi segala sesuatu. Orangtua sebisanya menempatkan posisi bukan sebagai orangtua yang mengurui dan menekan anak harus bisa. Bermain sambil belajar bisa membuat anak  merasa nyaman. Orangtua bisa memperkenalkan huruf, angka pada anak sedini mungkin. Dengan memasukan kedalam permainan misalnya mengajak anak bernyanyi dan bertepuk tangan sambil mendendangkan huruf atau angka. Atau memberikan main yang memiliki edukasi pada anak.
c.       Mengulang-Ulang Sesuatu
Untuk merangsang daya ingat anak, sebaiknya rutinitas yang sedang diajarkan kepada anak harus diulang-ulang.  Mengulang informasi yang dia peroleh dengan cara melontarkan pertanyaan yang bisa memacing anak untuk mengingat kembali misal kemarin anak menghapal huruf, ketika ketemu huruf pada brosur atau bungkus plastik makanan, orangtua bisa melontarkan sebuah pertanyaan. Beri pujian apabila dia berhasil menjawab yang ditanyakan.
d.      Memperkenalkan Lingkungan
Bila mengajak anak berjalan-jalan atau sedang mengantarnya kesekolah. Sepanjang perjalanan orangtua bisa menceritakan tentang hal-hal yang dia lihat. Tak ada salah sekali-sekali mengajak anak belanja kepasar, bila memungkinkan orangtua bisa menjelaskan jenis buah,  ikan dan bermacam sayuran. Sekali mendayung dua pulau terlampaui. Anak-anak akan terlatih untuk mengamati dan mengingat apa yang dilihat.
e.       Menghindari Kata-Kata Negatif
Membentak atau melontarkan kata-kata negatif yang bernada emosi akan mematikan sel dalam otak, meski anak memang melakukan kesalahan. Anak yang sering mendapatkan kata-kata negatif dalam hidupnya cenderung kehilangan kepercayaan diri dan susah untuk berkonsentrasi. Bila d beranjak remaja dan dewasa akan sering melakukan prilaku  menyimpang. Orangtua harus memahami bahwa anak bukan orang dewasa yang mengerti segala situasi. Merangkulnya dan memberikan pemahaman atas kesalahan yang dia lakukan secara lembut, akan mengingatkan dirinya bahwa itu salah dan tidak boleh dilakukan. Tapi  bila kata-kata kasar yang terlontar disertai penghakiman maka anak akan mengulangi kesalahan  sama dengan porsi  lebih besar.

           


           

Tiada ulasan: