Setiap
penulis pasti memiliki mimpi yang sama, memiliki karya buku yang terpanjang di toko buku,
berada di rak best seller. Menjadi bacaan dan pembicaraan setiap orang. Siapa
yang tidak mau menjadi Tere Leye, Dee
lestari, Asma Nadia, dan sederet penulis beken lainnya. Tapi seperti kata
pepatah tak ada jalan yang instan untuk menuju puncak, kau harus menapaki sebuah
perjalanan yang terjal. Jatuh dan bangun. Mereka yang sanggup bertahanlah yang
bisa menggapai itu semua.
Hari ini, aku membaca email dari
penerbit mayor, jawaban naskah novel
yang kukirim lima bulan yang lalu. Memang sedari awal aku tidak menaruh harapan
yang besar, iya karena aku menyadari masih menjadi penulis pemula. Menerima
balasan email yang menyatakan bahwa naskah ada belum layak untuk diterbitkan,
sudah berkali-kali kuterima. Meski jawaban masih sama, bahwa naskahku belum
layak. Aku hanya terseyum tipis dan menarik napas. Sejenak aku membaca bait
demi bait. Tapi ada suatu hal yang kusukai, karena ada hasil review dari
penerbit alasan dari ketidaklayakan naskahku. Memang tidak semua penerbit menjelaskan
alasan mereka menolak naskah, tapi kali ini hasil reviewnya. Itulah yang membuat seyum
mengembang. Binar-binar kebahagian tumbuh, senang sekali rasanya.
Meski naskah belum diterbitkan,
perjuangan masih sangat panjang. Setidaknya aku tak akan berhenti mencoba dan
berusaha. Dari hasil review yang diberikan editor menjadi proses pembelajaran
dari kekurangan naskahku. Bagian yang harus diperbaiki. Beruntung banget
rasanya, editor membaca puluhan naskah setiap harinya, beragam naskah. Tentu
penilainan sangat tajam, itu menjadi pelajaran gratis. Salah satu naskah yang aku tulis direview, dibaca dan dikomentari dan dijelaskan letak kekurangannya,
bukankah itu suatu kabar baik. Ya, saya mau mengucapkan terimakasih kepada redaksi
yang berbaik hati menjelaskan kekurangan dari naskah ini. Dari situ saya bisa
belajar dan tidak mengulangi hal yang sama. Terus menimba ilmu dan mengasah kemampuan. Tapi, tak semua penerbit memberikan reviewnya.
Kalau naskah kalian mau direview
secara gratis cobalah kirim ke penerbit mayor, meski ditolak tak menjadi
persoalan. Jangan takut dengan penolakan, takutlah karena kita tidak pernah
mencoba disebabkan ketidakberanian menerima kegagalan. Kegagalan adalah proses
belajar, semakin banyak gagal maka semakin sering belajar.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan