Bila hari ini kita masih kecil, tak ada makhluk hidup
di dunia ini yang tiba-tiba besar. Tapi ada tahapan yang dilewati sehingga bisa
berkembang. Yang perlu dilakukan hanya bergerak dan terus bergerak. Setiap bis
punya halte tempat berhenti. Sebagai
analogi kita adalah penumpang
yang menunggu bis tersebut. Ditengah panas terik, haus, dahaga dan lapar membuat
tidak kuat dan memutuskan untuk berbalik kebelakang. Kita tak pernah tahu, mungkin
selangkah dari kepergian itu bis datang
dan hanya bisa menatap dari kejauhan.
Menyesali andai bersabar sedikit, mungkin saat ini sudah berjalan. Bersabar
kunci dari keberhasilan karena tak ada yang sia-sia dari sebuah cucuran
keringat.
Bila
hari ini belum memiliki pohon yang berbuah, terus untuk merawat dan memberi
pupuk. Memastikan terhindar dari hama dan rumput liar. Menyirami sepanjang
waktu. Pada waktunya nanti pohon itu akan menghasilkan buah ranum nan lebat.
Siapapun yang melihat pasti berdecak kagum dan berkata kok bisa.
Bila kali ini kita berada pada titik perjuangan, lagi
membangun sesuatu maka teruslah untuk berjuang. Air selalu memiliki muaranya
tempat berhenti. Begitu pula dari usaha yang tengah dilakukan. Entah dititik
mana pemberhentian itu akan terjadi. Thomas alva edison penemu bola lampu, bila
dia menghentikannya percobaan pada titik ke 999. Mungkin dunia tidak akan
seterang saat ini. Pada titik ke 1000 lah keberhasilan itu dia gegam. Kegagalan
demi kegagalan sejatinya adalah pemicu untuk melangkah lebih keras lagi. kegagalan itu akan menempah diri menjadi
lebih bernilai. Dari kegagalan itu kita
akan belajar untuk memperbaiki kesalahan. Kita tak pernah tahu, usaha ke
berapakah dari impian itu akan berbuah
Tiada ulasan:
Catat Ulasan