Tak
ada yang abadi didunia, semua akan pergi dan mati. Terkubur dan menyatu bersama tanah. Tapi ada sebuah
keabadian yaitu nama yang tertulis. Maksudnya nama yang tertulis adalah nama
yang terkenang sepanjang waktu dan masa. Jazad boleh pergi, tapi sebuah nama
tak akan pernah mati. Untuk membuat nama yang tertulis,tentu kita harus
memiliki karya atau melakukan sesuatu misalnya menemukan sesuatu hal.
Penemu
bola lampu, sampai sekarang namanya masih terdengar meski orangnya telah
meninggal dunia ratusan tahun lalu. Penemu telpon, penemu computer dan penemu-penemu
yang lai, nama masih abadi dalam
ingatan. Bila kita tidak telahir memiliki kecerdasan seperti mereka miliki. Kita bisa mengabadikan
nama kita lewat menulis. Kartini dikenang karena sebuah tulisan. Bunya hamka
masih tetap diingat karena tulisan yang beliau lahirkan.
Menulis,
salah satu cara mengabadikan nama meski jazad telah tiada. Menulislah apapun
bentuknya selagi memiliki manfaat. Menulis dan menulis agar bisa mengabadikan
lewat karya. Bila membaca adalah jendela dunia, maka menulis adalah cara
melukis dunia. Dengan menulis kau
memiliki kanvas sendiri. Kau memiliki cara sendiri untuk melukis dunia, oleh
sebagian orang hanya dipadang lewat mata tapi kau bisa menerjemakan lewat kata.
Abadikan
namamu lewat goresan pena yang kau mainkan. Jadikan apa yang kau lakukan
menjadi amal jariyah saat kau mati. Seperti kata pepatah penulis boleh mati
tapi karya akan tetap hidup sepanjang masa. Semakin banyak orang yang
terinsprasi terhadap karyamu, maka semakin besar pahalanya. Semoga apa yang
kutuliskan kini dan nanti, menjadi ladang pahala untuk kini dan hari nanti.
Semangat berkarya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan