Mimpi-mimpi
yang terbangun. Membangun mimpi itu butuh perjuangan, begitu kata orang bijak.
Tak bisa hanya mengucapkan mantra langsung jadi. Untuk sepotong roti yang terhidang hangat di atas
meja dan menjadi santapan. Ada proses pengolahan bahan-bahan, lalu meracik dan membentuknya. Sebelum
itu, ada proses dipagang atau di oven dalam suhu tertentu.
Pondasi sebuah mimpi adalah diri
sendiri. Lalu untuk mewujudkan kau harus konsisten dan membiasakan diri untuk
berlatih. Teringat saat dahulu belajar memasak, awal-awal bikin pempek, keras,
kenyal, dan sering mentah didalam, gosong diluar. Setelah berkali-kali mencoba
akhirnya berhasil juga. Bisa membuat pempek dengan takaran yang pas, tidak
keras, plus menemukan resep sendiri untuk membuat cuka. Itulah sebuah proses,
sekali mencoba pasti hasilnya tak akan sempurna dan bisa dibilang gagal. Perlu
berkali-kali agar hasilnya bagus dan sukses.
Jangan pernah sekalipun berhenti
berusaha, berjuang dan berdoa. Teringat kata orang bijak bahwa “Tak ada
kesuksesan yang tidak dimulai dari langkah pertama, tak ada kata sukses sebelum
diawali oleh kata gagal.” “Bila kita berhenti pada suatu titik, kita tidak
pernah tahu mungkin itulah titik terakhir untuk kata gagal, tapi dititik
selanjutnya kau tak pernah tahu apa yang tuhan siapkan.”
Mimpi-mimpi yang terbangun harus
melewati jatuh bangun untuk mewujudkan.Jatuh lagi, bangun lagi, jatuh lagi,
bangun lagi, jatuh lagi, bangun lagi, sampai kata jatuh itu lelah mengikuti.
Pada akhirnya bisa tegak berdiri. Layak seorang anak yang lagi belajar merangkak
mau berdiri dan lalu bisa belari serta mandiri.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan