Khamis, 24 November 2016

SEPOTONG KISAH : MAU NASKAH DIREVIEW GRATIS KIRIMKAN KE PENERBIT MAYOR



Setiap penulis pasti memiliki mimpi yang sama, memiliki  karya buku yang terpanjang di toko buku, berada di rak best seller. Menjadi bacaan dan pembicaraan setiap orang. Siapa yang tidak mau menjadi Tere  Leye, Dee lestari, Asma Nadia, dan sederet penulis beken lainnya. Tapi seperti kata pepatah tak ada jalan yang instan untuk menuju puncak, kau harus menapaki sebuah perjalanan yang terjal. Jatuh dan bangun. Mereka yang sanggup bertahanlah yang bisa menggapai itu semua.
            Hari ini, aku membaca email dari penerbit mayor, jawaban  naskah novel yang kukirim lima bulan yang lalu. Memang sedari awal aku tidak menaruh harapan yang besar, iya karena aku menyadari masih menjadi penulis pemula. Menerima balasan email yang menyatakan bahwa naskah ada belum layak untuk diterbitkan, sudah berkali-kali kuterima. Meski jawaban masih sama, bahwa naskahku belum layak. Aku hanya terseyum tipis dan menarik napas. Sejenak aku membaca bait demi bait. Tapi ada suatu hal yang kusukai, karena ada hasil review dari penerbit alasan dari ketidaklayakan naskahku. Memang tidak semua penerbit menjelaskan alasan mereka menolak naskah, tapi kali ini  hasil reviewnya. Itulah yang membuat seyum mengembang. Binar-binar kebahagian tumbuh, senang sekali rasanya.
            Meski naskah belum diterbitkan, perjuangan masih sangat panjang. Setidaknya aku tak akan berhenti mencoba dan berusaha. Dari hasil review yang diberikan editor menjadi proses pembelajaran dari kekurangan naskahku. Bagian yang harus diperbaiki. Beruntung banget rasanya, editor membaca puluhan naskah setiap harinya, beragam naskah. Tentu penilainan sangat tajam, itu menjadi pelajaran gratis. Salah satu naskah yang aku tulis direview, dibaca dan dikomentari dan dijelaskan letak kekurangannya, bukankah itu suatu kabar baik. Ya, saya mau mengucapkan terimakasih kepada redaksi yang berbaik hati menjelaskan kekurangan dari naskah ini. Dari situ saya bisa belajar dan tidak mengulangi hal yang sama. Terus menimba ilmu dan mengasah kemampuan. Tapi, tak semua penerbit memberikan reviewnya.
            Kalau naskah kalian mau direview secara gratis cobalah kirim ke penerbit mayor, meski ditolak tak menjadi persoalan. Jangan takut dengan penolakan, takutlah karena kita tidak pernah mencoba disebabkan ketidakberanian menerima kegagalan. Kegagalan adalah proses belajar, semakin banyak gagal maka semakin sering belajar.

Tiada ulasan: