Brotawali, tanaman liar yang biasa tumbuh di hutan
tapi telah banyak dibudidayakan diperkarangan rumah, itu tak lepas dari khasiat
sebagai obat herbal. Biasanya brotawali ini digunakan oleh ibu-ibu yang ingin
menyapih anaknya. Getah dioleskan ke puting sehingga saat bayi mau menyusu akan
menolak karena rasa pahit yang dirasakan. Cara ini sebenarnya cukup ampuh dan
sama sekali tidak berbahaya. Brotawali diduga berasal dari Asia tenggara. Kandungan kimia yang terdapat didalamnya
adalah alkoid, damar lunak, pati, glikosida pikroretosid, zat pahit, pikrotein,
harsa, berberin dan palmatin. Ini
beragam manfaat dari brotawali :
a.
Obat koreng dan luka
Rebus batang
brotawali, lalu bersihkan koreng atau luka dengan menggunakan air rebusan. Duan
brotawali dihaluskan lalu tempelkan pada bagian daerah yang bermasalah, ganti
dua kali sehari. Lakukan secara rutin sampai terlihat tanda-tanda perbaikan.
b.
Kudis pada
anak-anak
Bila anak anda
terkena kudisan, ini salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Batang brotawali sekitar 1 meter, lalu potong
kecil-kecil, lalu rebus dengan 4 liter air hingga mendidih. Campur air rebusan
bersama air dingin, lalu redam sang anak kedalam air rebusan air brotawali.
Lakukan secara rutin untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
c.
Demam
Brotawali juga
berkhasiat mengatasi demam, dengan cara meminum air rebusan batang brotawali dengan campuran madu. Ambil
brotawali seukuran jari telunjuk, rebus dengan dua gelas air hingga tinggal
satu gelas. Minum setengah gelas air
rebusan, sebanyak dua kali sehari.
d.
Penambah nafsu
makan
Bagi anda yang
sulit dan tidak nafsu makan, mungkin bisa mencoba ramuan ini sebagai solusinya.
Siapkan daun brotawali 3 helai, batangnya 30 gram dan air 2 liter. Minum
rebusan satu gelas sehari secara rutin selama satu minggu.
Selain
mengobati beragam penyakit tersebut, rebusan brotawali juga memiliki khasiat
dalam menyembuhkan rematik, memar, demam kuning dan sebagai obat kencing manis.
Meski memiliki beragam khasiat brotawali cukup sulit untuk ditemukan karena
perkembangan zaman dan lahan perkarangan rumah yang semakin menyepit.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan