Bagi
sebagian orang ,beragapan bahwa menangis adalah suatu perbuatan yang sia-sia.
Menjadi lambang dari sebuah kelemahan. Padahal dengan meneteskan airmata maka
akan merilex otot-otot saraf yang tegang. Orang yang didadanya sedang
berkecambuk sebuah beban. Saat airmatanya menetes, maka dada yang tadi
sesak terasa plong. Pikiranpun jadi lebih tenang, bebanpun hilang dalam sekejap. Sudah didesain oleh sang pencipta bahwa saat
manusia bersedih fitrahnya dia akan menangis.
Menangis
bukanlah sebuah kelemahan tapi lambang kekuatan. Bagi seorang wanita yang
dikenal dengan jiwa perasa nan lembut.
Maka meneteskan airmata suatu hal yang biasa.
Dia bisa merasakan yang terkadang
diluar nalar dan logika. Berbeda dengan
kaum laki-laki yang lebih susah menitikan airmata, kecuali terhadap hal-hal
yang diambang batas kesedihan misalnya ada anggota keluarga yang meninggal.
Bila
ingin menangis, jangan ditahan tapi luapkanlah, Masalah yang mengganjalpun akan
menguap bersama angin. Jangan berpikiran bahwa menangis sumber kelemahan
tapi merupakan lambang kekuatan. Bila
kita menahan airmata yang ingin menetes, malah akan menjadi penyakit. Jantung
akan bekerja lebih cepat dari biasanya.
Otak kita akan dipenuhi oleh pikiran-pikiran negatif , nafsu makan hilang dalam sekejap. Lain halnya bila orang yang habis menangis
maka dia akan merasa lapar. Itu semua karena energi yang terkuras habis bersama pembuangan masalah,
tubuh memberikan alarm untuk pemasukan energi baru. Saraf otak telah berfungsi sebagai mana
mestinya. Berbeda saat belum menangis,
sel- tubuh masih kebingungan masih
tertutup oleh kabut masalah. Maka dari itu, jangan sungkan-sungkan untuk menangis bila
memang dibutuhkan. Apalagi sebagai
wanita yang lebih mengandalkan perasaan daripada akal. Jauh lebih retan terpapar
dengan masalah , karena lebih mudah memasukan
semua kedalam hati. Terkadang tanpadisaring
oleh pikiran.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan