Judul : Maria Zaitun
Penulis : Joko santosa
Penerbit : Pustaka Pelajar
Tahun Terbit :September 2015
Tertarik membeli buku ini karena sinopsis
yang ada di belakang cover, yang menceritakan tentang pergolakan kerusahan Mei
1998. Bagian depannya ada tulisan tentang Adapatasi “Nyanyian Angsa” Karya W. S
Rendra. Membuat hati terpikat dan
memutuskan untuk memiliki dan memasukan buku ini dalam daftar bacaan.
Buku ini meceritakan tentang Ling Ling,
gadis keturunan China yang memiliki latar belakang keluarga berada. Dia
memiliki wajah yang cantik serta otak cerdas, lengkap sudah kesempuranaan
hidupnya ditambah dengan seorang kekasih yang berlatar belakang dari orang
terpadang yang kaya-raya bernama Hertomo. Mereka telah menyusun recana
pernikahan yang akan berlangsung bulan depan. Tapi semua keindahan itu seketika
sirna saat terjadi kerusuhan pada mei 1998, melenyapkan seluruh kebahagian.
Ling-ling diperkosa, masa depan suram dan terpisah dari keluarga. Terpaksa
harus hidup dijalanan menjadi seorang perempuan malam, mengubah namanya menjadi
Maria zaitun.
“Aku selalu mengalami tantrum setiap
teringat betapa lusuhnya nasibku pada kerusuhan Mei 1998 itu. Aku ambil kertas
dan pastel. Aku melukis laut yang tenang. Ketenangan yang jinak. “ (Hal, 19)
Pada bab awal membaca novel ini,
jujur saya katakan sebagai pembaca terhayut oleh alur yang dibuat penulis.
Kata-kata tertata serta kalimat yang penuh
makna. Seakan kita di bawah kedalam cerita dengan setting kota Los Angeles yang
detail. Tapi memasuki bab pertengahan mulai kehilangan suatu hal yang menarik
karena alur cerita yang berubah seketika. Tiba-tiba dibawah kealam lain (dunia
mistis) dan pembaca disuruh berimajenasi. Seperti keluar dari subtansi cerita
yang membahas tragedy pada tahun 1998. Pada halaman 42, setting cerita yang
digunakan adalah masa sebelum kerusuhan. Tapi digambarkan Ling-ling dengan
kekasihnya sedang asyik membahas desain pernikahan menggunakan lattop, sibuk
selfie serta menggunakan kata rayuan “Bapak Hackernya ?” “Kok Tahu?” bukankah
rayuan seperti ini booming di era sekarang.
Komputer baru tenar di tahun 2000an. Kurang pas saja menurut saya dalam
segi penggunaannya. Terlepas dari itu semua buku ini tetap menarik untuk
dibaca.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan