Judul : Street Wisdom
Penulis :Sudajarwo Marsoem
Penerbit : Rene Publisher
Jumlah
halaman : 264
ISBN : 978-602-96018-1-7
Bila
kita ingin meraih kesuksesaan tidak bisa hanya mengandalkan ambisi semata. Sebuah
ambisi akan membawa titik kehancuran karena akan menghalalkan segala cara untuk
mendapatkannya. Bila melibatkan tuhan dalam setiap langkah, kesuksesaan dan kebahagian akan menanti. Namun
kita harus memiliki strategi khusus untuk mengapai itu semua, dari sasaran yang
jelas, bisa diukur, mampu untuk mengapai,
ada nilai yang didapat, ada rentang waktu atau kontrak.
Buku
ini menjelaskan bagaimana menjadi pribadi yang berkarakter sehingga bisa
mengapai mimpi-mimpi dan menapaki tangga lebih tinggi. Jadikan kegagalan sebagai pembelajaran bukan
untuk menghentikan langkah. Harus ada tindakan khusus yang dilakukan Meski tidak menyukai suatu misalnya
pekerjaan, buatlah suasana hati bahagia dengan cara menerima, selain itu terus mempersiapkan
langkah lain. Kebahagian adalah kunci dari kesuksesan. Orang sukses tidak
selamanya bahagia, tapi orang yang meraih kesuksesan dengan dengan kebahagian
maka dia akan mendapatkan kebahagian dan kesuksesan itu sekaligus. Inilah kalimat-kalimat cantik yang saya
rangkum dari buku ini :
“Barang
siapa menabur benih pasti akan mendapati waktunya untuk menuai hasilnya” (Hal,
16)
“Kegagalan
itu adalah materi yang menawarkan petunjuk atau kesempatan. Kalau kita memilih
untuk menggunakan petunjuk itu sebagai penerang atau pembangkit, maka materi
itu akan membawa kita pada kebangkitan, pencerahan dan keberhasilan.” (Hal, 36)
“Jangan
hanya sibuk, tapi pikirkan juga apa tujuan dari kesibukan anda.” (Hal, 58)
“Singa
yang kita kenal sebagai binatang paling buas hanya membunuh mangsanya untuk
satu kali makan. Tapi manusia yang jahat bisa membunuh ribuan manusia untuk
masa waktu yang sangat panjang.” (Hal, 80)
“Kesalahan
orang lain yang kita pelajari akan menjadi modal keberhasilan buat kita.
Keberhasilan orang lain yang kita pelajari akan menjadi modal keberhasilan juga
bagi kita. Kehancuran orang lain yang kita pelajari akan menjadi modal
keselamatan kita.” (hal, 129)
“Nasib
kita tidak ditentukan oleh keberuntungan (change) tetapi oleh keputusan
(choice).”(Hal, 177)
“Sampai
ada Fakta yang membuktikan bahwa orang yang tidak percaya Tuhanpun mengharapkan
adanya kebetulan yang direcanakan itu, sebagai bentuk dari harapannya terhadap
kekuatan yang lebih besar dari kekuatannya.” (Hal, 201)
“Hanya
ketika kita mulai bisa menerima keadaan diri
kita, itulah yang membuat kita mulai mampu mengubah diri.” (Hal, 213)
“Kalau
kita gagal membedakan mana yang penting dan mana yang mendesak, maka lama
kelamaan hidup kita akan dipenuhi desakan.” (Hal, 216)
“Ikhlas
dapat kita pahami sebagai upaya untuk menetralkan atau men-zero-kan kepentingan
personal dan kepentingan sosial.” (Hal, 243)
“Ketika
kita jauh dari kesadaran bertuhan, maka secara otomatis kita sudah mengikuti
kesadaran setan.” (Hal, 250)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan