Brokoli, berapa tahun terakhir telah dibudidayakan di
Indonesia. Sayuran ini berasal dari laut mediternaria tumbuh liar dipesisir
pantai Italia. Berapa hal yang menakjubkan dari brokoli membuat sayuran ini
sangat tenar tak hanya di negeri sendiri tapi jauh sebelum itu, negara maju
seperti Amerika telah mengenal lebih dahulu. Ini tak lepas dari penelitian yang
telah dilakukan oleh dr Paul talalay dan Jhon Hopkins University. Semula tak
ada yang percaya malah meremehkan penelitian mereka tentang khasiat dari
brokoli. Mereka tetap gigih melakukan percobaan demi percobaan sehingga
menemukan jawaban yang membuat siapapun berdecak kagum. (terimakasih kepada
para peneliti)
Kandungan
vitamin dan mineral yang terdapat pada brokoli adalah Vitamin A,C,K,E, asam
folat, kalium, fosfor, kalsium dan zat besi dan serat yang baik untuk
pecernaan. Memiliki pigmen klorofil, lurein, betakaroten. Dan mengandung senyawa isothiocyanate, indoles, glucerucin, glucoiberin, asam caffeic,
quercetin, lignan. Semua zat-zat tersebut sangat dibutuhkan dan bermanfaat
buat tubuh.
Lalu
benarkan brokoli bisa mencegah dan membunuh sel kanker? Menurut asli penelitian
yang dilakukan dr Paul talalay menunjukan bahwa brokoli berefek positif dalam
memerangi penyakit kanker. Brokoli yang kaya antioksidan bisa merangsang kerja
enzim fase- bernama Senyawa sulforaphane.
Zat inilah yang bertugas untuk membunuh sel kanker itu sendiri. Dari hasil uji
coba yang dilakukan terhadap tikus yang terkena karsinogen. Hasilnya sangat
menakjubkan, diantara tikus yang menerima sulforaphane, tumor pada tikus tersebut menyusut 60 persen
pada kelenjar susu dan tikus yang mengidap kanker lain, ukuran tumor menyusut
70 persen. Selain itu penelitian
dilakukan ilmuwan prancis menemukan fungsi dari kerja sulforaphane yang menyebabkan terhentinya peredaran darah dan
apotitis terhadap sel yang mutasi secara tidak normal, itulah yang menghambat
perkembangan tumor.
Pada
satu ikat brokoli terdapat 35.000 unit sulforphane per gram, tapi tak menutup kemungkinan jumlah bisa
kurang ataupun lebih dari situ, tergantung dari jenis dan bentuk brokli serta
tingkat kematangan. Penemuan yang dilakukan Paul talalay bahwa brokoli yang
berumur tiga hari memiliki setidaknya
lebih dari 10 kali lipatnya banyak sulforphanennya dibandingkan dengan yang
sudah matang. Kabar gemberia lagi bahwa sulforphane, tidak akan hilang saat
brokoli dimasak, tapi berapa hal juga harus diingat jangan memasak terlalu
matang hingga zat-zat berguna lainnya hilang.
Sumber
James
A Josep, Ph.D, dkk. Color code: A
revulutiontnary eating plan for optimun health.2002. hyperion : New York
Tiada ulasan:
Catat Ulasan