Ubi
jalar tak sekedar menjadi makanan orang kampung tapi telah bergeser siapapun
menyukai setiap kelas dan ras. Itu semua tak lepas dari beragam manfaat bagi kesehatan. Dari menurunkan kolesterol,
menurunkan kadar gula bagi penderita diabetes, sebagai pembasmi radikal bebas, melancarkan
buang air besar. Ubi jalar merah di Papau menjadi obati bagi para penderita HIV/AIDS. Ini semua tak lepas dari kandungam gizinya
yang terdiri dari vitamin C, B6, B2, Mangaan, tembaga, biotin, asam
pantothenat, dan serat. Setiap 100 gram ubi jalar mengandung sekitar 8.4 g
gula, 2 g protein, 20.7 kabohdirat, 3.3 g serat, dan 90 kalori. Ubi jalar
memiliki nilai GL rendah (8.6) dan GI sedang (54) sehingga ubi sangat cocok
menjadi asupan nutrisi bagi penderita diabetes.
Ubi
jalar tak hanya sekedar pemberi asupan nutrisi yang baik bagi penderita
diabetes tetapi juga bermanfaat dalam pengaturan kadar gula darah. Uji klinis
yang dilakukan oleh 18 penderita diabetes menunjukan bahwa pemberian bubuk ubi
jalar sebanyak 4 g/hari dapat mengendalikan kadar gula darah dengan menurunkan
retensi insulin sehingga transpor glukosa antar sel tidak terhambat. Maka tidak
akan terjadi penumpukan kadar gula dalam darah. Selain itu penelitian
menunjukan bahwa ubi jalar dapat menurunkan kadar kolestrol. Ubi jalar mengandung protein yang memiliki sifat
anti-oksidan, selain karoten dan vitamin
C, sangat baik untuk kesehatan tubuh apalagi pola dan gaya hidup yang semakin
tidak terkendalikan, serta lingkungan yang terpapar polusi. Menumpuk bibit
radikal bebas yang ada di tubuh menjadi cikal bakal penyakit. Dengan
mengkonsumi ubi jalar bisa menjadi penangkal
radikal bebas. Tubuhpun akan jauh lebih sehat.
Ubi jalar biasa dimakan dengan cara direbus, digoreng,
dibuat kolak, kue, mei dan beragam olahan makan lainnya.. Tapi bagi anda
penderita diabetes dan memiliki kolestrol tinggi sebaiknya makan ubi jalar yang
direbus karena kandungan nutrisi masih murni belum tergabung dengan zat-zat
yang lain. Bukannya menjadi obat malah
nanti menjadi penyakit.
Sumber
Subarto, M. Ahkam. Real
Food, True Health. 2008. Jakarta : Agro media Pustaka.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan