Isnin, 25 Julai 2016

SEPOTONG KISAH : MERAJUT MIMPI MENJADI KENYATAAN



           

 Mimpi adalah sebentuk rekaan yang berada di isi kepala dan tervisualisai dalam pikiran. Belum berwujud menjadi nyata atau berbentuk sesuatu yang bisa dilihat oleh mata. Mimpi ibarat kita sedang terlelap dan saat terbangun mulai begerak untuk melakukan aktivitas. Mimpi tanpa tindakan hanya sebuah khayalan yang berada di awang-awang. Setiap orang bisa bermimpi, tapi tak setiap oranng bisa mewujudkan mimpinya.
            Mimpi adalah sebuah perjalanan pajang. Butuh kaki yang kuat untuk  melangkah, butuh pundak yang perkasa untuk menahan beban, butuh tangan yang keras untuk menggali tanah, selain itu butuh semangat baja agar tak pernah berhenti.
            Meraih mimpi tak semudah membalikan telapak tangan, derai airmata mungkin akan menemani perjalanan. Goresan luka oleh rumput liar mungkin akan memenuhi hari-harimu, belum lagi aumanan bintang buas yang bikin nyali ciut. Tapi jangan pernah takut untuk bermimpi, hanya dengan mimpilah kau akan bisa hidup dan terus hidup.
            Merajut mimpi, sama seperti menenun, butuh proses untuk menjadikan kain yang indah. Kain songket tersebut butuh waktu berbulan-bulan agar menjadi rajutan yang indah, lewat sebuah jemari. Harga kain songket yang ditenun dengan tangan lebih mahal, dibandingkan dengan kain songket dari pabrik.  Tak ada proses yang instan. Bila hasil instan maka harga dan kualitasnya juga instan. Sebatang pohon durian membutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun untuk berbuah, setelah melewati terpaan angin, halilitar dan kemarau.
            Lalu apa mimpiku, masih tetap sama. Aku bermimpi menjadi seorang penulis yang buku dibaca oleh jutaan orang, terpajang dideretan best seller, lalu difilmkan dan menginsprasi banyak orang serta bisa membangun rumah baca atau perpustakaan.

Tiada ulasan: