Selasa, 26 Julai 2016

SEPOTONG KISAH : MIMPI-MIMPI YANG TERBANGUN




Mimpi-mimpi yang terbangun. Membangun mimpi itu butuh perjuangan, begitu kata orang bijak. Tak bisa hanya mengucapkan mantra langsung jadi. Untuk  sepotong roti yang terhidang hangat di atas meja dan menjadi santapan. Ada proses pengolahan  bahan-bahan, lalu meracik dan membentuknya. Sebelum itu, ada proses dipagang atau di oven dalam suhu tertentu.
            Pondasi sebuah mimpi adalah diri sendiri. Lalu untuk mewujudkan kau harus konsisten dan membiasakan diri untuk berlatih. Teringat saat dahulu belajar memasak, awal-awal bikin pempek, keras, kenyal, dan sering mentah didalam, gosong diluar. Setelah berkali-kali mencoba akhirnya berhasil juga. Bisa membuat pempek dengan takaran yang pas, tidak keras, plus menemukan resep sendiri untuk membuat cuka. Itulah sebuah proses, sekali mencoba pasti hasilnya tak akan sempurna dan bisa dibilang gagal. Perlu berkali-kali agar hasilnya bagus dan sukses.  Jangan pernah sekalipun  berhenti berusaha, berjuang dan berdoa. Teringat kata orang bijak bahwa “Tak ada kesuksesan yang tidak dimulai dari langkah pertama, tak ada kata sukses sebelum diawali oleh kata gagal.” “Bila kita berhenti pada suatu titik, kita tidak pernah tahu mungkin itulah titik terakhir untuk kata gagal, tapi dititik selanjutnya kau tak pernah tahu apa yang tuhan siapkan.”
            Mimpi-mimpi yang terbangun harus melewati jatuh bangun untuk mewujudkan.Jatuh lagi, bangun lagi, jatuh lagi, bangun lagi, jatuh lagi, bangun lagi, sampai kata jatuh itu lelah mengikuti. Pada akhirnya bisa tegak berdiri. Layak seorang anak yang lagi belajar merangkak mau berdiri dan lalu bisa belari serta mandiri.

Tiada ulasan: