Rabu, 17 Februari 2016

LGBT, Bukan Seperti Kisah Romeo dan Juliet, Laila Majnun Serta Siti Nurbaya



Tentu kita sudah tidak asing lagi dengan dengan kisah percintaan romeo dan Juliet, Laila Majnun atau Siti nurbaya. Sebuah kisah percintaan yang sangat fenomenal di dunia dan Indonesia. Mampu menyedot perhatian dan menjadi perbincangan sepanjang masa. Roman yang terkenal mengangkat  tema percintaan. Cinta sepasang insan yang terhalang oleh tembok. Cinta yang tidak bisa bersatu tapi abdi dalam kenangan. Romeo dan Juliet, cinta yang tak bisa menyatu karena kedua orangtua memiliki konflik antar keluarga dan mempertahankan keegoisannya masing-masing, tak ingin melihat anak mereka menikah. Lain kisah dengan Laila Majnun, sebuah cerita dari tanah arab. Mengisahkan dua cinta yang tidak bisa menyatu karena Majnun hanya laki-laki biasa, Laila akhirnya dinikah oleh ayahnya dengan saudagar kaya. Sedangkan cerita Siti nurbaya yang dipaksa menikah dengan datuk  Maringgih, agar ayah terbebas dari utang.  Cinta Siti nurbaya  pada Samsu tak bisa bersatu. Kisah cinta yang dramatis menguras setiap mata untuk menitikan airmata. Lalu bagaiamana dengan LGBT?  LGBT, bukan seperti kisah Romeo dan Juliet atau Laila Majnun serta Siti nurbaya.  Ini kisah cinta yang terlarang.
            Tak ada yang salah dengan cinta, cinta sejati fitrah dari sang pencipta. Lalu kenapa cinta itu menjadi telarang karena cinta memiliki sebuah aturan main. Tak sementara harus sesuai keinginan. Cinta sejati memiliki kelembutan yang akan melahirkan rasa pengertian. Cinta hadir untuk saling melengkapi agar sisi itu menjadi sempurna dan melahirkan energi.  Bila baterai postif dirangkai dengan baterai negatif lampu akan menyala. Itu terjadi, karena kekuatan  tercipta dari hubungan baterai negative dan positif yang saling terkait. Tapi beratus-ratus kali dicoba baterai negative dengan negative serta baterai positif dengan positif disatukan lampu itu tidak akan menyala. Tidak ada kekuatan yang hadir disana. Menyatunya sepasang insan tentu memiliki sebuah tujuan yaitu berkembang biak. Sudah menjadi nalurinya setiap makhluk hidup terikat dengan hubungan agar bisa beranak-pinak menjaga  bumi agar tetap utuh dan memiliki genarasi. Bila bunga tanpa kumbang maka duniapun akan gersang karena bunga tidak bergenerasi. Bila kumbang tanpa bunga apa mungkin kumbang bisa bertahan hidup karena kumbang tidak bisa menghasilakan madu, sebagai sumber makanan. Itulah sejatinya cinta, ada  keterkaitan untuk sebuah keberlangsungan hidup.
Cinta berbeda dengan nafsu, bila cinta akan berada pada ranah hati yang terkendali sedangkan nafsu tidak bisa dikendalikan lagi. Semua harus terpenuhi tanpa memadang sebuah sisi lain, kalau cinta akan banyak pertimbangan yang bermain dan disertai dengan akal yang sehat.. Sejatinya cinta tidak melahirkan dampak buruk, tapi sebuah kedamainan yang mententeramkan. Cinta akan menjaga sebuah nama yang berpatok pada regenerasi yang berkelanjutan. Bila cinta berada pada nafsu, dia hanya bermain pada sisi kepuasan diri.
            Lalu bagaimana dengan LGBT, cinta seperti apa yang sedang bermain pada ranah mereka? Cinta berdasarkan nafsu atau cinta yang murni? Bila cinta murni akan melahirkan sebuah kebahagiaan tanpa sebuah kerusakan-kerusakan yang lain. Lalu bagaimana cinta yang ditawarkan oleh LGBT, itulah yang tidak sepaham dengan saya. Cinta dua insan yang berbeda jenis, menuntut sebuah pengakuan dari masyarakat yang selama ini, telah memiliki tataran yang baku tentang sebuah hubungan. Tujuan dari cinta sepasang insan tersebut adalah sebuah penyatuan dan untuk melahirkan generasi berikutnya. Lalu LGBT, cinta sepasang insan yang memutuskan sebuah hubungan generasi. Inilah yang tidak sepaham dengan saya dan  diagap cinta  terlarang. Sejati cinta dia akan menumbuhkan sebuah bibit-bibit baru, bukan membunuh bibit yang lain. Sejatinya cinta dia akan menebarkan benih, bukan membasmi benih-benih tersebut. LGBT ini meresahkan khususnya saya masyarkat awam karena negeripun bisa terancam punah tanpa keturunan. Tulisan tak hendak untuk menyudutkan tapi mengajak untuk berpikir jernih. Tanyakan pada hati masing-masing? Apakah cinta tersbut? Ini cinta atau Cinta yang berselimut nafsu?
             

Tiada ulasan: