Jumaat, 5 Februari 2016

Review Buku : Ibu Doa Yang Hilang By Bagas D Bawono



Judul : Ibu doa yang hilang
Penulis : Bagas D Bawono
Penerbit : Zettu
Jumlah Halaman : 260 hal
             Dari tampilan cover buku ini sangat menarik, ditambah dengan judul yang memikat hati. Warna orange menjadikan novel ini menjadi hidup. Meski dibelakang cover tidak ada synopsis, tapi endorsement  dari orang yang sudah membaca cukup menggambarkan secara garis besar isi dari buku ini.
            Novel ini berkisah tentang seorang anak yang memiliki sosok ibu hebat. Ibu  yang berperan ganda menjadi sosok ayah pengganti. Ditengah himpitan ekonomi yang  pelik, tapi sang ibu terus berjuang mengkais rejeki.  Demi memastikan kebutuhan anaknya terpenuhi. Dari menjahit baju, membuka kursus menjahit, perhias penggantin, sampai  berjualan permen sirsak. Siang malam ibunya bekerja tiada henti. Sang anakpun tumbuh menjadi pribadi taguh, berhasil dan sukses. Ibu tetap memutuskan untuk tidak tinggal bersama anaknya, tapi komunikasi tetap berlanjut. Tapi saat anaknya memiliki kehidupan yang baru dengan keluarga kecilnya.  Gesekan antara menantu perempuan dan mertua terjadi, membuat ibu menenteskan airmata. Sang ibu yang dia cintaipun menghadap sang pencipta menyusul ayahnya. Betapa remuk redam jiwanya.
            Membaca novel ini, pada awal-awal bab terasa kurang nyaman karena penulis banyak memakai kata “Aku”, terkadang dalam satu paragraf ada 4-5 kata kata “Aku”, bila “Aku”nya dikurangi akan lebih menarik.  Selain itu, saya sebagai pembaca tak menemukan nama “Aku” sebagai siapa kecuali “le”. Tapi pada bab pertengahan sampai akhir , saya terhayut oleh cerita sampai mau meneteskan airmata. Sisi menarik dan kekerenan dari novel ini adalah kata-kata bijak terselip dari setiap selesai bab. Inilah kalimat-kalimat menyentuh, hanya sebagian kecil saja.
            “Janji seorang ibu adalah gerbang  masa depan anak-anaknya” (hal, 100)
            “Sebuah beban akan melenturkan sebatang bambu, namun beberapa saat kemudian ia akan mampu melontarkanmu ke atas.” (hal, 140)
            “Doa seorang ibu adalah percikan sinyal bagi Tuhan, bahwa ada seorang anak manusa yang sedang membutuhkan perhatianNYa”
            Saya sebagai pembaca menilai novel ini menarik, terutama dari tema yang diangkat serta kata-kata bijak yang terselip didalamnya. Berhasil mengugah hati

Tiada ulasan: