Isnin, 19 Oktober 2015

Review Buku Heboh Spare Part Manusia



Penulis             : Agus Mustofa
Judul               : Heboh Spare part manusia
Penerbit           : PADMA press
Halaman          :  271 Hal
Tahun Terbit    : 2009


             Saat ke toko buku langsung tertarik dengan buku ini, setelah membaca sinopsis. Tak perlu berpikir dua kali langsung membelinya. Judul buku cukup menarik perhatian dan membuat beragam pertanyaan dibenak muncul. Berharap setelah membaca buku ini ada pengetahuan baru yang didapat.
            Buku ini membahas tentang perkembangan dunia kedokteran yang begitu pesat, melaju dengan kecepatan tinggi. Dari yang awalnya pengobatan hanya sebatas umum saja sehingga menjuru kepada organ-organ tubuh. Sampai kepada  kesehatan  berladaskan jaringan sel, bila jaringan sel itu sakit maka organ itu akan bermasalah.  Pada titik berikutnya ditemukan bahwa jaringan itu tersusun oleh molekul-molukel DNA, RNA dan protein lainnya yang berbeda setiap organnya membentuk rangkaian seperti rantai. Bila ada ganguan pada molukel maka terjadi kerusakan sel yang berdampak pada organ. Penemuan terbaru  bahwa sel itu memiliki inti bernama  genitika yang terdapat  4 miliar kode didalamnya. Bila ada kelainan kode maka dari sana cikal bakal penyakit muncul. Bila terjadi kesalahan kode maka bisa terkena kanker, keterbelakangan mental, parkison dan beragam penyakit lain.  Dari sanalah mendasari  lahirnya rekayasa genetika.
            Ternyata yang dinamakan sehat atau sakit terkait erat dengan keseimbangan sistem molekuler didalam sel itu. Jika beragam molekul yang dibutuhkan untuk kehidupan sel terpenuhi  secara seimbang, maka sehatlah sel tersebut. Sehingga pengetahuan tentang keseimbangan molekul-molekul didalam sel menjadi kunci dalam ilmu kesehatan modern. (hal 32)
            Berbagai macam penyakit yang dulu diagap hanya berada di tingkat jaringan sel ataupun organ, kini diketahui ternyata bersumber dari kesalahan-kesalahan kode genetik itu. Sejumlah tumor dan kanker misalnya diketahui  berasal dari penyimpangan kode genetik. (hal 40)
            Dengan rekayasa genetika, diharapkan masalah-masalah kesehatan bisa diatasi dengan tuntas. Bila jantung yang rusak maka organ jantung yang langsung diperbaiki, bila ginjal yang rusak maka organ ginjal yang diperbaiki dan begitu seterusnya. Dengan cara steam sel. Layaknya bengkel yang bisa memperbaiki dimana bagian mobil atau motor yang rusak.
            Pada usia sampai sekitsr 4-5 hari sel yang asalnya hanya satu buah- perpaduan antara sel telur wanita dan sel sperma laki-laki, itu sudah membelah menjadi sekitar 150 sel. Sel-sel itulah yang kemudian di isolasi agar tidak berkembang menjadi lebih banyak lagi. Kumpulan sel itu memiliki daya regenerasi dan penyembuhan yang luar biasa hebatnya. Jika sel-sel itu ditempelkan kepada tulang yang patah akan mampu menyambung menjadi tulang yang utuh. Jika sel itu ditempekan kepada jantung yang mengalami kerusakan fungsi, maka sel-sel itu bakal meregenerasi sel-sel rusak di jantung sehingga menjadi normal kembali (hal 131)
            Steam sel ini masih menuai beragam kontroversi. Berapa alasan sistem steam sel masih menuai kontroversi yang pertama karena berasal dari embrio manusia yang berarti sama dengan pembunuhan tapi telah ditemukan steam sel dengan mengunakan binatang kelinci. Yang kedua steam sel belum bisa dikendalikan bisa memunculkan masalah baru bila sel itu bandel dan membiak diluar recana bisa menjadi kanker dan penyakit lain. Yang ketiga ketakutan akan sifat-sifat yang mempengaruhi si pasien, bila steam sel itu berasal dari binatang. Bagaimanapun rangkainan itu memiliki kode-kode dengan sifat yang belum terpecahkan.
            Kenapa revolusi ini terjadi karena para ahli kesehatan semakin menyadari bahwa obat-obatan kimia bukan solusi final dari penyakit. Justru, obat adalah racun. Ya, obat adalah racun yang dimasukan kedalam tubuh. Dengan racun itu diharapkan penyakit-penyakit yang menganggu tubuh pasien bisa dilumpuhkan. Akan tetapi, seringkali organ-organ dalam tubuh pasien ikut terimbas.  Penyakit dilumpuhkan organ lain yang terkait ikut rusak.  Obat-obatan atau farmasi berasal dari kata yunani, Pharmaton yang berarti racun. Karena itu sudah semestinya, penggunaan obat harus berada pada pengawasan dokter. Jenis maupun dosis yang diberikan. (hal 48)

Tiada ulasan: